PEMBAJAKAN DARI TAHAP AWAL DALAM PENGELOLAAN TANAH SAMPE SIAP UNTUK DITANAMI UNTUK LAHAN BASAH
1. Sejarah sigkat teteang bajak
Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman. Ia telah menjadi instrumen dasar bagi sebagian besar dari rekaman sejarah, dan merupakan salah satu kemajuan besar di sektor pertanian.
Pengolahan tanah merupakan suatu usaha manusia untuk mengubah sifat-sifat tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia. Pembukaan tanah (land clearing) ataupun penyiapan tanah/pengolahan tanah diawali dengan mengubah tanah asli menjadi tanah-tanah yang siap tanam. Secara umum pengolahan tanah dalam usaha pertanian bertujuan untuk :
1. Menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik.
4. Menurunkan laju erosi
5. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Menyatukan pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi
2. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik.
4. Menurunkan laju erosi
5. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Menyatukan pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi
Awal-mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan tenaga manusia (dengan mencangkul) dan tenaga hewan. Namun seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka diciptakanlah berbagai macam alat dan mesin pertanian yang berfungsi untuk membantu kegiatan pengolahan tanah, sehingga akan memperoleh hasil maksimal. Kegiatan pengolahan tanah dibedakan atas 2 macam, yaitu pengolahan tanah pertama (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua (secondary tillage). Peralatan pengolahan tanah yang digunakan dikenal dengan nama plow/bajak (primary tillage) dan harrow/garu (alat perata tanah) untuk secondary tillage. Kedua alat pengolahan tanah ini dipasang di belakang traktor kemudian ditarik ketika akan dioperasikan.
2. Tahapan dalam mengelola tanah degan bajak
Bajak berdasarkan bentuk dan kegunaannya dibedakan atas : bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan (disc plow), bajak putar (rotary plow), bajak pahat (chisel plow), bajak tanah bawah (sub soil plow).
1. Bajak singkal (moldboard plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside).
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan dan biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak. Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.
Penggunaan bajak singkal ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor. Namun bajak jenis ini konstruksinya biasanya lebih berat dan lebih rumit, sehingga untuk ukuran yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, dengan tenaga operator yang lebih terampil.
2.Bajak piringan (disc plow)
Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah.
3.Bajak putar (rotary plow)Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi.
Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh. Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah kering maupun tanah basah).
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus.
Rotari memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor, penutup belakang (rear shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang pada poros yang digerakkan horisontal yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.
Prinsip kerja dari rotary ini adalah : pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
3. Gambar Jenis-Jenis Bajak
1. Bajak Singkal
2. Bajak Piringan
3. Bjak Rotarri/Putar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar